Senin, Maret 22, 2010

Keuntungan Berinvestasi Emas


 
Harga emas di pasar global menembus angka keramat US$ 1.000 per troy ounce (setara 31,1 gram). Hilangnya kepercayaan pasar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memicu investor mengalihkan dananya ke emas. Merujuk data Bloomberg, indeks dolar AS sepanjang tahun ini telah menukik 5,16% ke posisi 77,114 pada pukul 21.50 WIB. Harga komoditas lain yang ikut mengalami kenaikan adalah perak yang naik dari US$ 13,37 menjadi US$ 14,28 per ounce sedangkan platinum naik menjadi US$ 1.086 per ounce dari sebelumnya di US$ 1.055 per ounce.

Jika hal itu terjadi, maka tidak ada instrumen investasi yang bisa mengalahkan keperkasaan emas, bahkan deposito, saham, maupun ORI sekalipun. Konsultan berpendapat bahwa emas merupakan investasi teraman dan paling menguntungkan.

Tercatat kenaikan harga emas paling fantastis terjadi pada tahun 2001 di mana pada saat yang sama mata uang kertas justru mengalami penurunan nilai. Proses kenaikan harga emas itu akan semakin dipercepat oleh laju inflasi dan abusing dollar AS saat ini. Itu karena emas tidak mempunyai efek inflasi atau zero inflation effect.

Memang logam mulia bernama emas sepertinya tidak akan pernah lekang dimakan zaman. Kemuliaan dan kemilaunya tetap saja memukau, termasuk bagi dunia investasi. Emas merupakan komoditas yang unik yang jumlahnya terbatas di dunia serta merupakan satu-satunya barang yang dapat ditambang di atas permukaan bumi. Emas juga merupakan alternatif uang kertas dengan daya beli yang abadi dan nilainya cenderung dipatok oleh pasar.



Mengenal Investasi Emas

Berinvestasi dalam emas bisa menggunakan beberapa variasi media seperti emas batangan (lantakan), koin emas, sertifikat emas, tabungan emas, reksadana dengan underlying perusahaan, pertambangan emas, maupun kontrak berjangka komoditi emas.

Berinvestasi emas sama sifatnya dengan menginvestasikan dana untuk membeli tanah dan properti di kota-kota tertentu di Indonesia, seperti Bali dan Yogyakarta, yang harganya terus-menerus naik. Emas juga sangat baik untuk diversifikasi investasi setelah memiliki investasi di saham, obligasi, reksadana, ataupun properti.  Terlebih di beberapa negara penghasil emas belakangan ini mengalami penurunan produksi secara signifikan sehingga harga emas dipastikan akan selalu naik.

Kelebihan & Kekurangan Emas


Emas nilainya cenderung stabil dan dianggap tak punya efek inflasi (zero inflation effect). Sangat jarang sekali harga emas turun. Emas juga bisa digunakan untuk koleksi dan perhiasan. Emas bagus pula untuk diversifikasi.

Keuntungan lainnya, harga emas dipatok dalam USD. Kalau terjadi peningkatan nilai USD, Kita mendapat dua keuntungan sekaligus, yaitu dari kenaikan dollar dan kenaikan harga emas itu sendiri. Namun, bila terjadi sebaliknya, hal ini bisa jadi pedang bermata dua.

Bila dibandingkan dengan berinvestasi langsung di mata uang USD, emas lebih menguntungkan. Di Indonesia, money changer relatif rewel. Mereka menghargai murah mata uang keluaran lama atau mata uang yang terlipat. Belum lagi ada risiko nomer seri palsu. Akibatnya, menyimpan mata uang USD harus selalu diperbarui. Berbeda dengan emas yang bisa dibeli dan didiamkan saja dalam jangka waktu lama.

Kekurangannya terutama pada segi storage dan handling. Menyimpan “hard asset” seperti emas relatif beresiko dan mahal. Selain itu, apabila penyimpanan kurang baik, walau dibungkus protective cover, memungkinkan terjadinya oksidasi dan perubahan warna. Khusus emas berbentuk koin, kalau jatuh, penyok, atau cuil (chipped), sulit untuk di-treatment ulang dan bisa mengurangi harga. Kekurangan lain, return-nya relatif stabil dan kalah menggairahkan bila dibandingkan saham atau properti. Juga, sangat tidak disarankan untuk berinvestasi emas hanya dalam jangka pendek (1 tahun atau kurang). Jadi, berdasar kelebihan dan kekurangan tersebut, menurut saya emas cenderung lebih tepat untuk hedging (lindung nilai) daripada investasi.

Variasi Media Emas


Bentuk emas bermacam-macam. Yang paling umum adalah batangan (gold bar) menyerupai batubata dengan kadar 22 karat (95%) atau 24 karat (99%). Jenis ini dipandang yang paling baik karena di manapun dan kapanpun pada waktu dijual, harganya selalu mengikuti harga internasional yang berlaku.

Selain itu ada juga emas berbentuk koin. Nilai dan kadarnya sama dengan emas batangan namun konon jumlahnya terbatas dan sulit dijumpai di pasaran. Ada koin yang harganya sampai lebih dari Rp 50 milyar karena ada variabel sejarah, kepemilikan, dan mungkin kejadian penting saat koin tersebut diluncurkan. Selain itu, kalau  ingin membeli koin emas, ada baiknya untuk memilih produsen ternama seperti Maples, Krands, atau Eagles. Mereka adalah produsen aset berkualitas dunia dan produknya diminati kolektor internasional.

Ada juga emas yang berbentuk perhiasan. Namun perhiasan kurang tepat untuk berinvestasi. Pertama, ada biaya pembuatan perhiasan yang membuat harga yang harus dibayar menjadi lebih tinggi. Kedua, perhiasan sifatnya subyektif, tergantung selera individu. Sangat mungkin kita dapat  membelinya dengan harga mahal namun ketika dijual harganya jatuh karena modelnya tak lagi up to date. Pedagang di toko emas juga harus menanggung ketidakaslian dan penurunan kadar emas karena harus dilebur kembali.

Ada juga emas untuk naik haji (ONH). Selain untuk persiapan naik haji, emas juga bisa digunakan untuk berinvestasi. Misalnya kalau di tahun 90-an perlu 250-300 gram emas untuk naik haji, sekarang hanya perlu separuhnya saja. Hanya saja, emas bentuk ini sifatnya localized distribution dan kurang mendapat perhatian dunia.

Bisa juga berinvestasi secara tidak langsung lewat discretionary fund gold atau hedge fund gold - namun agak susah kalau lewat Indonesia dan perlu dana yang cukup besar. Namun ada juga yang menawarkan reksadana emas yang masuk ke saham-saham perusahaan produsen emas. Ada pula sejumlah manajer investasi yang membuat semacam forward contract berbasis emas - mirip dengan investasi di futures (derivatif) emas.

Di Indonesia ada pula yang menawarkan tabungan berbentuk emas untuk keperluan investasi jangka panjang. Misalnya HSBC Syariah dan Bank Syariah Mandiri. Ada juga yang menawarkan dalam bentuk kontrak berjangka.

Sedikit catatan khusus mengenai emas putih. Emas putih murni dibentuk dari emas (75%) plus logam lain (platina) sehingga berwarna putih. Sementara emas kuning dibentuk dari emas ditambah kuningan. Tapi ada pula emas putih “murni” yang dibuat dari emas kuning yang diputihkan (dikrom). Emas putih yang murni seharusnya tidak akan pudar setelah digunakan dalam  jangka waktu lama.

Menyimpan Emas


 Emas bisa saja disimpan di rumah. Namun kalau jumlahnya agak banyak atau Anda sering merasa kurang save, Anda bisa menyewa safe deposit box (SDB) di bank. Hampir setiap cabang bank di berbagai kota menyediakan layanan tersebut dengan tarif sekitar Rp 400.000 s/d Rp 1.000.000 untuk ukuran small-medium. Di Commonwealth Bank tarifnya Rp 440.000 s/d Rp 770.000 per tahun sudah termasuk pajak. Sementara di Bank BRI tarifnya Rp 1.000.000 per tahun. Ukuran tersebut sudah cukup untuk menyimpan ijazah, sertifikat, perhiasan, dan emas tentunya.

Pengamanan di SDB relatif cukup bagus dan diawasi dengan ketat. Bisa juga kita meminta untuk diasuransikan. Kita nanti akan diberikan dua kunci, dimana kunci pertama dipegang petugas bank dan kunci kedua kita yang pegang. Untuk membuka SDB, harus menggunakan kedua kunci tersebut secara bersamaan.

Berikut ini adalah grafik mengenai harga emas per troy ounce yang mengalami kenaikan yang tajam dari tahun 2000 – 2007.





Ket :

1troy ounce = 31,1035 gram atau setara dengan Rp 298.000 per gram.

Harga Emas Batangan

Produksi: Aneka Tambang
Jumat, 4 Agustus 2009

Harga beli per Gram = Rp 316.000,-

100 Gram        =          Rp 328.000
50 Gram          =          Rp 329.000
25 Gram          =          Rp 330.000

Senin, 31 Agustus 2009


Harga beli per Gram = Rp 305.000

100 Gram        =           Rp 317.500
50 Gram          =           Rp 318.000
25 Gram          =          Rp 319.000



KESIMPULAN



Tercatat kenaikan harga emas paling fantastis terjadi pada tahun 2001 di mana pada saat yang sama mata uang kertas justru mengalami penurunan nilai. Proses kenaikan harga emas itu akan semakin dipercepat oleh laju inflasi dan abusing dollar AS saat ini. Itu karena emas tidak mempunyai efek inflasi atau zero inflation effect. . Pelemahan nilai tukar dolar adalah pengendali terkuat untuk kenaikan harga emas.

Memang logam mulia bernama emas sepertinya tidak akan pernah lekang dimakan zaman. Kemuliaan dan kemilaunya tetap saja memukau, termasuk bagi dunia investasi. Emas merupakan komoditas yang unik yang jumlahnya terbatas di dunia serta merupakan satu-satunya barang yang dapat ditambang di atas permukaan bumi. Emas juga merupakan alternatif uang kertas dengan daya beli yang abadi dan nilainya cenderung dipatok oleh pasarNamun, investasi emas juga ada beberapa kelemahannya, calon investor juga harus mempertimbangkan banyak hal untuk mulai menginvestasikan dananya dalam bentuk emas karena relatif tidak praktis atau sulit disimpan, berisiko hilang, dicuri atau dirampok, dan lain-lain. Selain itu, bila penyimpanan kurang baik memungkinkan terjadinya oksidasi dan perubahan warna. Khusus emas berbentuk koin kalau terjatuh sulit untuk di-treatment ulang dan bisa mengurangi harga.

Kekurangan lain, return-nya relatif stabil dan kalah menggairahkan bila dibandingkan saham atau properti. Investasi emas juga sangat tidak disarankan untuk jangka pendek karena sifatnya sebagai pelindung nilai (hedging). Oleh karena itu, emas biasanya menjadi salah satu pilihan portofolio yang favorable.


0 komentar: